Rabu, 14 Maret 2018

Wejangan dari Ayah

Wejangan dari Ayah
Malam itu Ayah banyak bercerita, juga memberi beberapa wejangan untuk kuingat dan kulaksanakan kelak ketika aku menjadi seorang istri dan ibu bila beruntung. Pesan Ayah mungkin terdengar sederhana, tapi sangat penting dan berarti untukku. Barangkali tulisan ini akan mengingatkan jika kelak aku lupa pesan beliau. Kurang lebih begini pesannya :

Hubungan rumah tangga dasarnya adalah kepercayaan dan keterbukaan. Maka, jangan sesekali menutupi sesuatu yang nantinya bisa berakibat fatal. Terbukalah pada suamimu kelak, tentang apa saja. Sekalipun sesepele penghasilan yang ingin kauberi untuk orang tua kalian. Ridho suami itu segalanya bagi seorang istri. Jangan lupa meminta ijinnya untuk segala sesuatu yang ingin kaulakukan.

Orang tuanya adalah orang tuamu. Sayangi orang tuanya sebagaimana kamu menyayangi ayah dan ibu. Mereka orang tuamu, bukan hanya orang tua suamimu.
Jangan jadi istri yang suka membangkang. Terimalah apapun yang diberi suamimu. Jangan sampai sikapmu menjadi penghalang rejeki yang Allah beri. Hargai dan hormati suamimu. Ingatlah, sesakit dan sepahit apapun kehidupan yang akan kamu jalani kelak, terimalah dengan ikhlas.
Tugasmu bukan hanya melahirkan dan membesarkan anak. Yang utama adalah bagaimana kamu mendidik mereka menjadi generasi sami'na wa atho'na. Prestasi dan materi bukanlah hal penting bila tujuan rumah tanggamu adalah Jannah-Nya.
Bila dia datang melamar, jangan kautolak dia. Bersegeralah, semoga Allah mengijinkan ayah untuk menyaksikan dan menjadi wali pernikahanmu.

Aku hanya bisa terdiam menahan tangis dan mengangguk sesekali. Tak ada banyak kata yang bisa kuucap. Entahlah.

Repost from tumblr Obat penenang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunsay 6 : Pantulan Warna Zona 6-7-8