Rabu, 27 Maret 2019

Repost : The Secret of Mother

Oleh: Shamsi Ali/ Presiden Nusantara Foundation ( New York )
Teori masa lalu menyebutkan karakteristik dan sifat2 bawaan seorang anak diwariskan dari ibu dan bapaknya dalam proporsi 50 : 50. Artinya, ayah dan ibu memberikan sumbangan yang sebanding dan setara dalam diri seorang anak.
Belakangan ini, penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75% unsur genetikanya kepada anak, sedangkan bapak hanya 25%. Oleh karena itu, sifat baik, kecerdasan, dan kesolehan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan dan kesolehan ibunya.
Apa yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, ternyata memiliki kesesuaian dengan fakta ini.
Ketika seorang sahabat bertanya kepada Baginda Nabi, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, apakah ibunya atau ayahnya, beliau pun menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu…lalu Ayah mu”. Proporsinya tiga berbanding satu ( 3 : 1 )
Mari kita lihat lebih jauh. Di dalam sel-sel manusia terdapat sebuah organel yang memiliki fungsi sangat strategis, namanya mitokondria.
Organel berbentuk bulat lonjong ini berongga, selaputnya terdiri atas dua lapis membran. Membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks) dan mengandung banyak enzim pernapasan.
Tugas utama mitokondria adalah memproduksi bahan kimia tubuh bernama ATP (adenosin triphosphat). Energi yang dihasilkan dari reaksi ATP inilah yang kemudian menjadi sumber energi bagi manusia.
Mitokondria bersifat semiotonom krn 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gennya.
Mitokondria adalah salah satu bagian sel yang memiliki DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel.
Sekali lagi, dan ini sangat menarik, mitokondria hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh bapak. Mengapa? Krn mitokondria berasal dr sel telur bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya, investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%.
Kita dapat berkata, inilah “organel cinta” seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah dan kesemestaan.
Tanpa kehadiran mitokondria, hidup menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat.
Tanpa mitokondria, kita tdk dpt melihat, mendengar, hingga akhirnya tdk bs membaca, mencerna dan merasa.
Oleh karena itu, kita jangan heran jika kontak batin antara ibu dan anaknya sangat kuat dan intens. Jarak sejauh apapun tidak bisa menghalangi sensitivitas hati seorang ibu.
Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Teori superstring yang kita ambil dr ilmu fisika bs sedikit memperjelas hal ini. Para ilmuwan di MIT, yang tergabung dalam kelompok 18, menemukan sebuah supersimetri, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta tt terdiri atas 57 bentuk dalam 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi2 menjadi bentuk apapun, sebenarnya hanya ada satu titik yang melingkupinya.
Artinya, ilmu pengetahuan menemukan bahwa jarak itu tdk bs membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam dalam satu titik yang sama.
Jika kita menggunakan konsep ini, dimana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama.
Itulah sebabnya, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada pada titik yang sama.
Mitokondrianya berada dalam posisi yang sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan dia terhadap dirinya sendiri.
Allahu akbar!
(Diterjemahkan dari The Secret of Mother) (AT/P07/P1)

Menyiapkan Generasi Berakhlak Mulia

Oleh Ustadz Suhadi Fadjaray

“Menjadi ayah dan ibu adalah gelar yang memesona, sehingga jangan main-main mengemban amanah itu.”

Imam Malik R.A. : “Generasi ini (termasuk kita dan generasi selanjutnya) tidak akan pernah bisa menjadi baik, kecuali dididik dengan 4 prosedur, 4 sistematika, dan 4 cara. Dengan urutan:
  1. Iman -> paling awal dan inti pendidikan yang harus diberikan kepada anak
  2. Adab/Akhlak -> adab, ilmu, dan amal akan sia-sia jika tanpa Iman.
  3. Ilmu -> ilmu akan menjadi buruk jika pemiliknya tidak beradab/berakhlak.
  4. Amal -> amal tidak akan pernah bisa diterima jika ilmunya tidak benar.
Untuk saat ini mari kita breakdown poin 1 dan 2 (Iman dan Akhlak)

IMAN

Iman -> salah satu wujud cinta kita kepada Allah SWT & cinta meminta setia. Apapun yang terjadi setialah kepada Allah SWT.
"Jangan berkhianat kepada Allah SWT, jika kamu berkhianat maka Allah SWT akan marah dan murka, jika kamu tidak setia kepada Allah SWT hidupmu akan susah.”
Salah satu bentuk ketidak setiaan adalah syirik, masih banyak sekali pernikahan" yang diawali dengan kesyirikan contohnya seperti memanggil “orang pintar” supaya menghentikan hujan agar acara pernikahan berjalan lancar; melemparkan ayam disungai tempat dilewatinya calon mempelai menuju ke tempat pernikahan agar selamat, dan lain sebagainya.
“Jangan harap keluarga, anak, suami/istri ingin baik kalau memulai pernikahan sudah berkhianat kepada Allah SWT.” (Na'udzubillah)
Iman dan Adab/Akhlak merupakan 2 mata pelajaran kehidupan terpenting dari yang terpenting.

ADAB/AKHLAK

Rasullullah SAW : “Sesungguhnya aku hanya diutus menyempurnakan akhlak mulia.” [HR. Bukhari]
Para pendidik (baik orang tua dan guru) harus memahami prinsip ini, supaya tidak fokus pada nilai akademis saja.
Menurut Hadist:
  • Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.
  • Tidak ada timbangan amal yang lebih berat di hari akhir daripada akhlak yang baik.
  • Suatu hari Rasullullah SAW bertanya, “Maukah ku beritahu, siapakah yang paling kucintai?”, “Tentu Ya Rasullullah”, “Orang yang paling baik akhlaknya yang paling kucintai.”
  • Seorang laki-laki datang kepada Rasullullah SAW, “Ya Rasullullah, apakah agama itu?”, “ Akhlak yang baik.” -> bertanya hingga 3x dan jawaban Rasul hanyalah Akhlak yang baik.
Menurut Riset:
  • Kestabilan hidup kita bergantung pada karakter (akhlak).
  • 80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosi (akhlak) sementara hanya 20% ditentukan oleh IQ.
  • Penyebab kesuksesan utama menurut Havard yang pertama adalah kejujuran (salah satu bentuk akhlak) dan IPK diburutan ke 31.
3 Hal yang Memengaruhi Karakter (Adab/Akhlak)
  1. Yang masuk lewat mulut : pastikan halal dan thoyib
  2. Yang masuk lewat telinga -> dongeng dan lagu
Orang tua harus berhati-hati pada apa yang didengarkan untuk anak baik cerita ataupun lagu.
David Mc. Clelland :
seorang pakar psikologi sosial mengungkapkan hasil penelitiannya yang menyimpulkan sebuah teori bahwa cerita/dongeng rakyat sangat memengaruhi prestasi bangsa.
Negara yang pertumbuhan ekonominya sangat tinggi adalah negara yang memiliki cerita dongeng anak yang mengandung “need for achievement” yang tinggi.
Orang tua harus berhati-hati mendengarkan lagu dan dongeng yang mengandung unsur tidak baik atau kesyirikan, contoh lagu dan dongeng yang sering kita dengar:
  1. Lagu sikancil : mengajarkan akhlak tidak mudah memaafkan dan kekerasan (lihat lirik… ayo lekas dikejar jangan diberi ampun)
  2. Cerita Timun mas : mengajarkan kesyirikan karena meminta bukan kepada tuhan tetapi pada jin (Buto)
  3. Cerita Jaka Tarub : mengajarkan mencuri dan mengintip hal yang tidak sepantasnya dilihat.
  4. Dan masih banyak lagu dan dongeng lainnya yang perlu kita analisis dan pahami apakah ada unsur yang tidak baik dalam pembentukkan karakter anak.
Jadi Bagaimana?
Lebih baik menceritakan kisah terutama kisah-kisah tokoh dalam Al-Qur'an yang memberi kesan mendalam, mudah diingat, dan mudah ditiru.
“Didiklah anak-anak dengan kisah nyata yang karakter tokohnya PANTAS DITIRU apalagi jika tokoh itu adalah Ahli Surga.
Terimakasih sudah membaca dan mohon maaf jika ada kekurangan penulisan.
Oiya ada bonus gambar bagaimana tahapan pendidikan anak dari SD-PT, dimana saat SD yang terpenting adalah attittute yang baik bukan nilai akademik yang baik dan seterusnya.
- Ikhtisar Seminar Parenting YDSF disampaikan oleh Ustadz Suhadi Fadjaray || Asrama Haji Hall G Surabaya, 24 Februari 2019

100 Perilaku Utama Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam

Imam Shadiq berkata: “Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah”
1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya, tidak ada seorangpun yg mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yg tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulang jawabannya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yg tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian.
26. Banyak bergaul dengan fakir miskin & makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan budak.
28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturrahmi lebih dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yg menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, “Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir.”
33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yg sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yg sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yg manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah. Beliau selalu mengatakan, “Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!”
53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada Rasulullah pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yg baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah memejamkan kedua matanya & tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak seorangpun yg akan mengenalnya.
66. Rasulullah tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yg paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk & makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumnya pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Juma’t.
80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudhlu dan setiap mengambil wudhlu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model makanan.
94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
Semoga kita bisa meniru perilaku beliau Shollallohu ‘alaihi wasallam.

Tentang Dunia Kerja dan Tantangan Iman

Tentang hari kemarin…
Pagi hingga menjelang sore kemarin diberikan kesempatan dari salah satu rumah sakit besar di kotaku untuk mengikuti seleksi tenaga kesehatan baru dan wawancara.
Syukur Alhamdullillah, karena jarang sekali rumah sakit besar di kotaku membuka lowongan pekerjaan terkhusus yang berhubungan dengan profesiku apalagi hingga diberi kesempatan untuk seleksi ujian tulis dan wawancara.
Tahap demi tahap tes bersama tenaga kesehatan lain yang sama" dipanggil, kami lalui. Setelah ujian tulis selesai selanjutnya ada rangkaian wawancara :
1. Wawancara dengan bidang yang kita lamar
2. Wawancara dengan ketua personalia
3. Wawancara dengan direktur
Saat tahap wawancara ini, aku berkesempatan dipanggil pertama kali, wawancara tahap 1 lancar, selanjutnya wawancara tahap 2. Saat wawancara tahap kedua lancar, namun di akhir sesi, aku mengajukan permintaan “Bolehkah nanti jika saya diberi kesempatan untuk menjadi tenaga kesehatan di rs ini saya menggunakan jilbab yang menutupi dada dan rok panjang.” Sontak, membuat pewawancara kaget dan akhirnya beliau menjelaskan standart pakaian untuk muslim yang berjilbab yakni memakai jilbab diikat rapi dan dimasukkan di dalam baju serta harus memakai celana panjang, akhirnya terjadilah negosiasi panjang, hingga akhirnya saya diberi kesempatan untuk memikirkan kembali selama satu hari sebelum menuju ketahap berikutnya yakni wawancara dengan direktur dan jika bersedia menerima peraturan tersebut keesokkan harinya diharapkan menghubungi no. telp. Personalia RS terkait.
Sungguh, sejak pulang dari rumah sakit hingga keesokan harinya terciptalah kebimbangan hebat antara menerima atau menolak. Memang dalam hati ingin menolak, tetapi ini juga harapan orang tua supaya bisa diterima bekerja di rumah sakit tersebut karena rumah sakit tersebut juga rumah saki terkenal dan amat jarang sekali ada recruitmen tenaga kesehatan profesiku di salah satu rumah sakit besar di kotaku ini.
Akhirnya jalan yang kupilih adalah istikharah dan saran dari salah satu kakak tingkat yang ku percaya, beliau menyarankan setelah istikharah baca istighfar dan menyebut nama Allah SWT Al-Fattah sebanyak-banyaknya dan berdoa supaya diberi petunjuk yang terbaik. Memang, ketika kita sedang diharuskan memilih pilihan yang sangat sulit hanya satu jalan yang paling menenangkan, yakni berdoa dan memohon petunjuk kepadaNya, Dialah Dzat yang Maha Tahu apa yang Terbaik untuk hambaNya. Keesokkan harinya dengan segala keyakinan yang pasti datangnya dari Allah SWT, aku memutuskan tidak meneruskan keikutsertaan seleksi ini dan yakin Allah SWT akan memberi ganti yang lebih baik yang Allah SWT Ridhai. Aamiin.
Kawan, terutama untuk yang sedang berjuang mencari pekerjaan untuk mengamalkan ilmu yang telah diamanahkan kepada kita, tulisan ini hanyalah untuk saling memotivasi dan menguatkan untuk saudari-saudaraku sesama muslim yang mungkin memiliki pengalaman yang sama. Bukankah tugas saudara sesama muslim salah satunya adalah saling menguatkan? Iya, tetaplah kuat kawan memperjuangkan syariat Allah SWT, kita diciptakan semata-mata untuk beribadah kepadaNya dan akan kembali kepadanya, dunia ini adalah tempat ujian, sesulit apapun ujian itu tetaplah kuat berpegang pada syariatNya, jangan sampai dunia menggiurkanmu dan melupakan syariatNya. Sungguh, percayalah dan yakin InsyaAllah Allah SWT akan menggantikan lebih baik dan terbaik buatmu. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menuntun langkah kita agar selalu istiqomah hanya semata-mata mengharap RidhaNya.

Surabaya, 16 Februari 2019, Sakura di Bulan April

Bunsay 6 : Pantulan Warna Zona 6-7-8