Sabtu, 10 Maret 2018

Cayapata : Tertunda

Apa yang lebih indah daripada pertemuan yang tak disengaja?
Pertemuan yang tertunda.
Benarkah?
Aku tak pernah menggantungkan harapku padamu. Pada manusia biasa sepertimu. Aku mengerti betul, betapa janji yang pernah kau ucap kemarin, hari ini bisa saja hilang, atau mengambang, atau membusuk di antara rongsok yang kau buang. Dalihnya, manusia sumbernya lupa dan khilaf. Mungkin kau hanya ingat sekian persen. Sekian persen yang kemudian kau habiskan di perjalanan. Tidak ada sisa.
Aku… seperti manusia pada umumnya. Kita hanya bisa membuat rencana. Aku hanya mencoba membuat rencana. Besok mungkin saja adalah hari akumulasi rasa yang tidak pernah disengaja. Akumulasi. Aku-mula-si. Semua dimulai dengan aku. ‘Aku’ saja. Tidak pernah ada kamu-mula-si. Tidak pernah ada ‘kamu’. Maka kususun segalanya dengan rapi dan baik. Untukku sendiri.
Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak pernah ada pertemuan tanpa sengaja, pun yang sengaja untuk tidak disengaja, atau tidak sengaja untuk mencoba sengaja. Tidak pernah ada pertemuan mata. Tidak pernah ada persamaan frekuensi di dalam dada. Antaraku dan kamu. Bahkan bertatap punggung saja, tidak sanggup ia memikul kesempatan yang ada.
Kita tidak pernah bertemu.
Kau jangan menyimpulkan bukti yang hanya sebagian. Jangan mendahului kehendak-Nya.
Baiklah. Boleh kuulang sebentar?
Mungkin kau sedang membenahi tali sepatumu ketika aku sedang berjalan ke arahmu. Mungkin kau pun melewati tapak yang sama. Mungkin kau sedang menunggu ketika aku berlari ke arah yang lain. Mungkin aku sedang menunggu, ketika……kau bertemu yang lain?
Ya, mungkin saja kita hanya belum bertemu. Dan seharusnya aku tidak perlu ragu, atau menanti bersama tulang-tulang yang membeku. Tidak perlu menyalahkan nafas yang menderu ketika aku berpapasan dengan punggungmu. Tidak perlu ragu, pada-Mu.
Sabarlah, sebentar. Sebab ada yang lebih indah dibandingkan pertemuan yang tak disengaja: Pertemuan yang Tertunda.
***
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”
Qs. Al-Baqarah : 216
***
Sidoarjo, 25 Desember 2014
Dingin tidak pernah membuat beku, ia hanya mengubah segalanya menjadi kaku, untuk sementara waktu
Jamika Nasaputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunsay 6 : Pantulan Warna Zona 6-7-8