Kamis, 21 Februari 2019

NHW#4 Kelas Matrikulasi IIP B-7: MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Bismillahirachmannirrochim... 😊💕

Apakabar readers?😍 Semoga para readers baik-baik ya (Aamiin) . Oke,jumpa lagi nih dengan Nice Home Work. Hmm… NHW ke 4 kali ini, bisa kusebut sebagai NHW “Perenungan dan Muhasabah”, kenapa? Karena, eh karena, NHW kali ini para bunda-bunda dan calon bunda mahasiswi kelas matrikulasi IIP B-7 diwajibkan menilik kembali NHW-NHW sebelumya, apakah tetap sama atau ada yang diubah hingga detik ini dan apakah sudah diaplikasikan dengan sempurna atau belum. Nah, tanpa berlama-lama dalam kata pengantar (kaya’ nulis buku aja), yuk kita tilik langsung konten utama NHW#4 nya. Check it out!


Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?
Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Jawaban:
Ya, saya tetap memilih jurusan ilmu Parenting. Sebagai seorang perempuan yang nantinya akan menjadi calon istri dan calon ibu profesional, belajar ilmu parenting amatlah sangat penting, karena dengan ilmu tersebut seorang ibu akan dengan mudah mengemban amanahnya sebagai madrasah pertama anak-anaknya. Selain itu, saat ini banyak orang tua, calon orang tua, dan para pemuda-pemudi yang ingin menikah kurang pengetahuan tentang parenting, dibuktikan dengan data statistik “Parent Productive” 62% para pemudi-pemuda yang ingin menikah membekali ilmu pra-nikah tetapi hanya 21,6% yang membekali diri dengan ilmu parenting.. Oleh sebab itu, selain alasan ingin menjadi sosok Ibu Profesional saya memiliki impian menjadi public speaker di bidang parenting terutama untuk pemuda-pemudi yang akan menikah. Aamiin.


b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita. 


Jawaban:
Untuk checklist indikator sebagai individu profesional Alhamdullillah 95% sudah terisi setiap hari, tetapi untuk checklist indikator sebagai istri dan ibu profesional belum terlaksana karena belum diamanahi Allah SWT menjadi istri dan ibu (mohon doanya ya bunda-bunda, semoga tahun ini bisa mengemban amanah tersebut, Aamiin). Tetapi, sebagai latihan untuk merealisasikan untuk mengisi ­checklist tersebut saya merealisasikannya dengan memanfaatkan masa bakti saya kepada orang tua dan adik, sebelum nantinya akan berpindah kepada suami. Meskipun tidak semua checklist dalam indikator sebagai istri dan ibu profesional tidak semua bisa diaplikasikan kepada orang tua dan adik saya, tapi saya berusaha melaksanakan kegiatan yang hampir sama yang ada di dalam checklist indikator sebagai istri dan ibu profesional, beberapa diantaranya:
  1. Saling mengingatkan ayah, ibu, dan adik untuk sholat 5 waktu tepat waktu
  2. Melakukan tugas domestik rumah tangga, karena ayah dan ibu sama-sama bekerja
  3. Memasak makanan untuk ayah, ibu, dan adik
  4. Menyiapkan bekal untuk bapak saat akan berangkat bekerja
  5. Menyiapkan minuman hangat untuk ayah, ibu, dan adik saat akan berangkat bekerja atau sedang santai
  6. Mengajari adik belajar dan saat mengerjakan PR
  7. Mengajak adik untuk mengikuti kajian setiap sabtu sore
  8. Mengajak adik untuk jogging sore di lapangan koni minimal 1x/minggu
  9. Mengajak ayah, ibu, dan adik untuk melakukan ­family time setiap akhir pekan
  10. Saling memotivasi ayah, ibu, dan adik dalam kebaikan 

c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Jawaban:
Sejak lulus kuliah, saya baru benar-benar mencari tahu apa alasan Allah SWT menciptakan saya di dunia ini dan semakin terbuka pikiran saya semenjak mengikuti Kelas Matrikulasi IIP B-7 ini. Untuk saat ini, saya ingin fokus belajar tentang ilmu parenting, karena nantinya saat sudah berkeluarga tugas ini harus tuntas dahulu sebelum berajak keluar untuk menebarkan manfaat kepada masyarakat. Meskipun memang saya juga telah diamanahi oleh Allah SWT menjadi seorang Ahli Gizi yang berguna untuk masyarakat, tetapi saya ingin menuntaskan dahulu ilmu tentang parenting ini dan tidak melupakan ilmu gizi yang telah saya dapatkan dengan cara mereview ulang ilmu gizi minimal 3x/minggu  serta bekerja freelance sebagai konselor dan edukator gizi. Baik, yuk intip misi, bidang, dan peran spesifik saya, check it out!

Misi hidup:
Membangun keluarga yang kuat (agama, akidah, akhlak, ilmu, kasih sayang, dan kemampuan bakat) dari dalam rumah, menjadi keluarga yang siap menebar kebaikan  dan manfaat dalam masyarakat, dan keluarga yang dirindu Allah SWT dan SurgaNya.”

Bidang yang akan dikuasai:
1.    Ilmu Parenting
Tujuan: untuk menjadi seorang ibu serta istri profesional sebagai arsitek peradaban anak-anak untuk mencapai akil baligh dan matang dalam segala fitrah pada usia 15 tahun dan menjadi manusia yang dibanggakan Allah SWT.
2.    Ilmu Gizi
Tujuan: untuk mengamalkan ilmu yang telah diamanahkan Allah SWT dan menebarkan manfaat terkait tentang mewujudkan masyarakat yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang tepat, sehat, dan bergizi

Peran:
1.    Menjadi seorang istri profesional untuk saling bersinergi dengan suami mewujudkan keluarga yang kuat dari rumah
2.    Menjadi seorang ibu profesional kebanggaan keluarga
3.    Menjadi seorang Ahli Gizi profesional terutama dalam bidang edukasi gizi masyarakat

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut. 


Jawaban:
Ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menjalankan misi tersebut terbagi menjadi 2 poin besar yakni komponen ilmu parenting dan komponen ilmu gizi

d.1. Komponen ilmu parenting
Usaha saya untuk mendapatkan ilmu parenting antara lain saya ingin bersungguh-sungguh mengikuti IIP dengan profesional serta ingin benar-benar menyelesaikan tahapan IIP hingga akhir, mengikuti seminar-seminar parenting, dan membaca buku-buku terkait parenting. Terkait tahapan-tahapan, sama dengan indikator keberhasilan kurikulum IIP, yakni:
  1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak berbasis fitrah dan mempelajari pengasuhan nabawiyah
  2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga 
  3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat dan kemandirian finansial
  4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang ini nanti akan dikaitkan dengan komponen ilmu berikutnya, yaitu Ilmu Gizi.  
  5. Ilmu public speaker untuk mewujudkan impian menjadi public speaker parenting untuk para pemuda-pemudi yang akan menikah

d.2. Ilmu Gizi
  1.  Ilmu Gizi untuk 0-17 tahun
  2. Ilmu Gizi untuk usia dewasa (18-60 tahun)
  3. Ilmu Gizi untuk lansia (61< tahun)
  4. Ilmu public speaker untuk mewujudkan impian menjadi educator gizi yang profesional

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Jawaban:
Baik, saya saat ini berusia 22 tahun berjalan 23 tahun, Bismillah, InsyaAllah saya akan berkomitmen dalam waktu 5 tahun dari KM 0 22 tahun 10 bulan ini selanjutnya saya akan mewujudkan misi hidup saya dengan cara bersungguh-sungguh mengikuti tahap demi tahap kelas IIP, membeli buku terkait parenting, dan tetap me­review ulang tentang ilmu gizi dan mencari tahu informasi baru terkait ilmu gizi. Baik, milestnone yang saya tetapkan yaitu:

  • KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai dan mengamalkan Ilmu seputar Bunda Sayang dan mempeajari terkait ilmu gizi anak 0-17 tahun
  • KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai dan mengamalkan Ilmu seputar Bunda Cekatan dan mempeajari terkait ilmu gizi usia dewasa 18-60 tahun
  • KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai dan mengamalkan Ilmu seputar Bunda Produktif dan mempeajari terkait ilmu gizi anak >60 tahun
  • KM 3 – KM 4 (tahun 4) : Menguasai dan mengamalkan Ilmu seputar Bunda shaleha dan mempelajari ilmu public speaker dan perlahan terjun kepada masyarakat 
  • KM 4 – KM 5 (tahun 5) : Menjadi public speaker dalam bidang parenting dan educator dalam bidang gizi masyarakat.


f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Jawaban:

Untuk checklist indikator individu, istri, dan ibu sudah, tetapi terkait untuk peran di masyarakat akan ditambahkan poin serta waktunya.

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Jawaban:
Bismillah,
laa hawla wa laa quwwata illa billah. Fighting!!! 


- Salam Hangat, Annisa Putri Aryati (Mahasiswi MIIP B7 – Regional Surabaya Raya)

#TugasNHW4 #MatrikulasiIIPB7

Jumat, 15 Februari 2019

NHW #3 Kelas Matrikulasi IIP B-7 : Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Bismillahirachmannirrochim... 😊💕

Apakabar readers dan teman” sejawat perjuangan kelas Matrikulasi IIP? J Semoga Allah SWT selalu mengampuni kita, menuntun jalan kita untuk istiqomah dalam jalan lurusNya, dan melindungi kita dari segala kedzaliman dunia dan seisinya, Aamiin.

Nggak kerasa nih Sudah NHW lagi, menyiapkan pikira untuk memahami dan berfikir dan menyiapkan jari jemari untuk siap berkutat di tut.tuts laptop…
Hmm… NHW#3 kali ini tentang apa ya? Dag dig dug nih, yuk segera intip tugas NHW#3 nya langsung aja ya nih… Check it out!

NHW#3
*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*


a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”
c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.
*Nikah*
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
*Orangtua Tunggal (Single Parent)*
a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.
Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Salam Ibu Profesional,

Waah… Istimewa, begitu guys tugasnya. Alhamdullillah tugas kali ini dibagi menurut statusnya yaitu PraNikah (tunjuk diri), Nikah, dan single parent. Oke, tanpa berlama-lama yuk segera duduk manis, menyiapkan diri untuk memahami dan berfikir, dan menyiapkan jari jemari yang siap menjelajahi tut.tuts My Lepi.

Untukmu Calon Imamku
Bismillahirachmannirrochim... 😊💕

Salam untukmu, seseorang yang sejak lama kunanti dalam taat sejak saat aku tahu bahwa untuk merayakan sebuah cinta yang satu-satunya di Ridhai oleh Allah SWT adalah akad pernikahan, tepatnya akad antara kamu dan bapak.

Sebuah takdir aku imani tentang kehadiran seseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang. Allah SWT telah menjaga, mendidik, dan membimbingku dalam masa penantian untuk siap menjadi seorang istri dan ibu yang sholihah dan profesional untukmu serta anak kita nanti. Kata Allah SWT, tanggung jawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka.

Dalam perjalanan menanti tidak kunafikan sebagai seorang remaja, aku seperti remaja lainnya memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku kembali pada Allah SWT dan mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena dengan Ridha Allah SWT ia semata-mata untukmu. Allah SWT telah menakdirkan dan memuliakan seorang lelaki yang akan menjadi suamiku untuk menerima hati, perasaanku yang suci, dan pengabdianku yang tertunda. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang suci dan sejati.

Aku hanyalah seorang gadis biasa yang selalu berjuang dan belajar untuk memperbaiki diri dengan ikhtiar menghadiri majlis ilmu, bersama-sama dengan teman dan sahabat yang sholihah, dan berkumpul dengan komunitas-komunitas yang dapat meningkatkan keimanan dan keprofesionalan diri untuk mempersiapkan menjadi istri dan ibu yang sholihah dan profesional. Ya, aku ingin terus belajar, bahkan saat nanti bersamamu aku ingin terus belajar memperbaiki diri dan harapanku semoga kita berjalan beriringan untuk sama-sama memperbaiki diri.

Kamu tahu, aku suka sekali membaca, baik itu membaca tulisan di buku, website, ataupun sosial media terutama tentang hal-hal spiritual, pengembangan diri, dan motivasi selanjutnya setelah aku membaca dan aku mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baru yang sekiranya baik untuk dibagikan dengan senang hati aku selalu menuliskannya kembali baik dalam blog/tumblr/sosial media (FB dan IG) supaya mereka di luar sana bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baru aku dapatkan.

Selain membaca, aku juga suka mengedukasi, mengajar, mendidik, dan membimbing, karena saat melakukan itu semua ada kepuasan tersendiri yang timbul dari dalam diri, yah mungkin itu “passion”ku, meskipun aku berasal dari dunia kesehatan potensi itu tetap lahir, seperti (maaf jadi cerita) saat dulu  aku menjalani PKL di sebuah rumah sakit umum di Kota Apel aku mendapatkan beberapa orang pasien sepuh serta ibu-ibu sdan tugasku disana salah satunya adalah mengedukasi dan membimbing beliau-beliau supaya dapat mengatur pola makannya untuk menunjang kesembuhannya. Senang sekali, beliau-beliau menerimanya dengan tersenyum dan semangat berjuang untuk segera sehat. Suatu hari, sungguh sebuah kehormatan tersendiri bagiku beberapa dari beliau rindu ingin bertemu denganku saat aku berpindah ke rotasi lain. Dari beliau-beliau justru aku mendapatkan sebuah pelajaran tentang arti bersyukur, bersabar, dan selalu berjuang (menuliskan ini membuatku rindu pada beliau-beliau, semoga Allah SWT selalui memberi lindungan untuk beliau-beliau, Aamiin :’)). 

Aku lahir dan tumbuh dari keluarga sederhana. Saat kecil dahulu bapak selalu mengingatkan keluarganya untuk sholat, taat agama, dan mengaji, tetapi sedihnya saat itu ibu belum mendapatkan hidayah untuk menutup aurat. Seiring berjalannya waktu, pelan-pelan aku selalu berdoa dan mengajak ibu dan adik perempuanku untuk menutup aurat (berjilbab). Alhamdullillah, adik saat masuk SMP memutuskan untuk berhijab dan ibu masih belum. Tanpa lelah, aku berusaha mendoakan dan mengingatkan lagi karena cita-citaku kami sekelarga juga kamu dan keluarga kecil kita nanti bisa masuk surga bersama-sama, akhirnya sejak aku berada di masa-masa akhir SMA, Alhamdullillah dengan rahmat Allah SWT akhirnya ibuku pelan-pelan mau berhijab, hingga saat ini berhijab syar’I dan sekarang sering mendengarkan pengajian pagi di TV. Semua ini terjadi karena KehendakNya dan aku tetap selalu berusaha bersyukur atas apapun yang Allah SWT berikan.

Aku memiliki sahabat-sabahat sejak dari SMP dan juga ada yang baru bertemu saat kuliah, bermacam-macam sekali sahabat-sahabatku, Alhamdullillah Allah SWT selalu menempatkanku berada di lingkungan yang baik dan masih terjaga. Sekali lagi Allah SWT, sedang menggerakkan hatiku untuk mengingatkan, yah, aku memang aku baru mulai berhijab saat SMA dan beberapa dari sahabatku masih belum berhijab. Sebuah tantangan lagi dari Allah SWT. Sama seperti yang kulakukan untuk ibu dan adikku, aku mendoakan mereka dan pelan-pelan mengajak mereka menjalankan perintahNya untuk berhijab, karena tidak hanya keluarga aku juga punya impian semoga aku bisa bertemu semua sahabat-sahabatku di SurgaNya. Saat memasuki kuliah, Alhamdullillah satu per satu sahabat-sahabatku dengan rahmat Allah SWT akhirnya berhijab. Aku bersyukur dan senang sekali menjadi salah satu perantara Allah SWT untuk mengingatkan mereka.

Oh iya, aku belum cerita ya profesiku apa. Ya, aku memang tenaga kesehatan tepatnya seorang Ahli Gizi, dengan amanah gelar baruku aku ingin menebar manfaat untuk masyarakat dalam menunjang kesehatan terutama dalam bidang gizi. Sejak pertama lulus, aku mendapatkan kesempatan bergabung dalam tim penelitian yang bertugas sebagai konselor gizi. Target pasiennya hampir sama dengan saat aku PKL yaitu ibu-ibu sepuh. Tugasku dalam penelitian itu yaitu mengedukasi dan membimbing bagaimana cara memasak yang benar untuk menunjang kesembuhan dari penyakitnya. Alhamdullillah, para target pasien yang menjadi tanggung jawabku sangat senang sekali mendapat ilmu baru dan bersemangat untuk sembuh dari penyakit beliau. Kepuasan tersendiri itu tumbuh lagi.

Calon suamiku, diriku memiliki sebuah impian, impian membangun sebuah keluarga yang kuat dan kokoh dari dalam rumah, kuat dan kokoh : Iman, Takwa, Kasih sayang, Ilmu, bakat, dan kemampuan sehingga ketika kita semua (aku, kamu, dan anak-anak kita nanti) keluar dari rumah mampu menghadapi segala hal diluar rumah kita dan bisa menebarkan manfaat serta berdakwah bersama-sama menurut potensi yang kita miliki masing-masing meneruskan perjuangan Rasullullah SAW dan semoga kita adalah salah satu keluarga yang dirindukan Rasullullah SAW untuk bersama-sama bergandengan menuju ke Surganya dan bertemu denganNya, Allah SWT Sang Maha Cinta, yang menyatukan kita. Salam dariku, Calon Istrimu.


- Salam Hangat, Annisa Putri Aryati (Mahasiswi MIIP B7 – Regional Surabaya Raya)

#TugasNHW3 #MatrikulasiIIPB7



Kamis, 07 Februari 2019

NHW #2 Kelas Matrikulasi IIP B-7 : Menjadi ibu Profesional Kebanggaan Keluarga

Bismillahirachmannirrochim... 😊💕

Waktu terus bergulir, semakin bersyukur dan sayang dengan komunitas ini. Membuatku banyak belajar bagaimana menjadi individu, istri, dan seorang ibu yang profesional dalam mengemban amanah menjadi individu, istri, dan ibu.

Tibalah saatnya berkutat dengan tut.tuts laptop mengerjakan Nice HomeWork #2 ini. Hmm… Nice HomeWork #2 kali ini sedikit membuatku berpikir keras dibandingkan NHW sebelumnya, karena mengapa? Karena NHW kali ini para bunda dan calon bunda kelas matrikulasi ini diberi tugas untuk membuat indikator apa saja yang ingin dicapai saat menjadi

1. Individu profesional
2. Istri profesional
3. Ibu profesional


Untuk poin 1 mungkin masih bisa dibilang mudah, tapiiii….. indikator 2 & 3 cukup berat bunda… karena poin 2 & 3 disarankan menanyakan langsung kepada suami dan anak, sedangkan diri ini masih seorang “single fii sabilillah”. (Tenang wahai hati masih ada Allah SWT yang menguatkan diri) It’s oke, no problem, ini adalah tantangan, sekiranya bisa buat gambaran nanti kalau sudah diberikan amanah menjadi istri dan ibu (Aamiin Ya Rabb, dari suara hati terdalam) kelak.
Baik-baik, tidak usah berlama-lama, mari kita intip sekilas bagaimana menjadi Ibu Profesional kebanggan keluarga beserta petunjuk tugas NHW#2 nya… Check it out! 

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Apa itu Ibu Profesional?
Mari kita mulai dengan kata ibu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ibu memiliki makna:
1. Perempuan yang telah melahirkan seseorang
2. Sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami
3. Panggilan yang takzim kepada perempuan, baik yang sudah bersuami maupun yang belum
4. Bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya), misal: ibu jari
5. Yang utama diantara yang lain, atau yang terpenting, misal: ibu negeri, ibu kota.
Sedangkan kata profesional memiliki makna:
1. Bersangkutan dengan profesi
2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, misal: juru masak profesional.
Berdasarkan dua makna tersebut, maka Ibu Profesional adalah seorang perempuan yang:
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh-sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
Komunitas ibu profesional adalah sebuah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri, dan sebagai individu.
MISI Komunitas Ibu Profesional

1.    Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.
2.    Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3.    Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini, sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
4.    Meningkatkan peran ibu menjadi Agent of Change (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya membawa perubahan bagi banyak orang.

VISI Komunitas Ibu Profesional

Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesionalsehingga bisa berkontribusi kepada Allah dan negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dimulai dari internal keluarga.

Bagaimana tahapan-tahapan menjadi seorang Ibu Profesional?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional, yaitu:

a. Bunda Sayang (Bunsay)
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.


b. Bunda Cekatan (Buncek)
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya, sehingga dapat menjadi keluarga yang unggul.


c. Bunda Produktif (Bunpro)
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini, sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.


d. Bunda Sholihah (Bunshol)
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Apa indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

“MENJADI KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional, karena anak-anak dan suami kita lah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri TERBAIK untuk mereka.
Maka yang perlu ditanyakan adalah sebagai berikut:

Bunda Sayang
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggia?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari selama satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktikkan bersama anak-anak?
Bunda Cekatan
a. Apakah manajamene pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b. Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir keluarga”, sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”. Dulu sebagai “juru masak keluarga”, sekarang jad “manajer gizi keluarga”.
c. Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktikkan dalam mengelola rumah tangga?


Bunda Produktif
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati, mudah, dan menjadi yang terbaik (3E: Enjoy-Easy-Excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?


Bunda Sholihah
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang kita rasakan selama mengikuti program pendidikan di kelas Matrikulasi Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan.
Seperti pesan Pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang ibu, yaitu: “Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik.”


Salam Ibu Profesional
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008.
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012.
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013.
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014.
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015.


Nice HomeWork #2
Setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga, langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah membuat: “CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”
a. Sebagai indvidu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu
Rules-nya adalah buat indikator yang kita sendiri bisa menjalankannya.
Untuk yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia. Jika sudah dikaruniai buah hati, tanyakan juga kepada mereka, indikator ibu semacam apa yang sebenarnya bisa membuat mereka bahagia. Lalu jadikan jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.
Kunci dari membuat indikator tersebut kita singkat menjadi SMART, yaitu:
– SPESIFIC (unik atau detail)
– MEASURABLE (terukur, mis: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
– ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu sulit tapi juga tidak terlalu mudah)
– REALISTIC (berhubungan dengan kondisi sehari-hari, membumi, tidak ngawang-ngawang)
– TIMEBOND (memiliki batasan waktu yang jelas kapan dimulai, dicapai, dalam rentang waktu sekian)
Setelah berfikir panjang, akhirnya selesai juga memikirkan target indikator keberhasilan menjadi individu, istri, dan ibu yang profesional kebanggaan keluarga. Ini dia… J

1.  Indikator sebagai Individu Profesional




Timebond setiap saat selama menjalani amanah kehidupan yang diberikan olehNya dan semoga bisa semakin berkembang baik target indikatornya (Aamiin :) )

2.    Indikator sebagai Istri Profesional








Timebond setiap saat selama menjadi seorang istri hingga di dunia dan bertemu kembali ke SurgaNya.  

3.   
Indikator sebagai Ibu Profesional






Timebond setiap saat selama menjadi ibu sesuai perkembangan fase anak hingga akil baligh. 
- Salam Hangat, Annisa Putri Aryati (Mahasiswi MIIP B7 – Regional Surabaya Raya)

#TugasNHW2 #MatrikulasiIIPB7



Source picture : Canva

Jumat, 01 Februari 2019

NHW#1 Kelas Matrikulasi IIP B-7 : Minat Jurusan di Universitas Kehidupan

Bismillahirachmannirrochim... 😊💕
Akhirnya berjumpa lagi dengan Nice Home Work 1 kelas Matrikulasi IIP. Setelah hampir mengikuti kelas selama kurang lebih 1 bulan saya merasakan energi positif para bunda-bunda senior yang menginspirasi dan memotivasi saya yang masih single untuk mempersiapkan diri menjadi ibu yang profesional. 

Oke, to the point. Tugas NHW#1 ini bertema tentang pilihan minat jurusan yang ingin dipelajari di Universitas Kehidupan. Berikut poin-poin pertanyaannya sekaligus beserta jawabannya: 

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?
Sebagai seorang pembelajar dengan rasa ingin tahu yang tinggi, sebenarnya banyak ilmu yang ingin saya pelajari di Universitas Kehidupan ini. Namun dari pertanyaan diatas, mengharuskan saya untuk fokus pada satu bidang yang nantinya akan ditekuni, jujur ini tidak mudah bunda...
Setelah melalui proses perenungan panjang sejak dikeluarkannya tugas NHW#1, dengan segala perjuangan berfikir dan menggunakan metode ikigai akhirnya saya menemukannya...

Eng ing eng...

Jurusan yang saya ingin tekuni di Universitas Kehidupan ini adalah Ilmu Parenting. 

2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Tujuan diciptakan kita (manusia) di bumi adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi pemimpin / khalifah di bumi, eiits... kita luruskan dulu khalifah bukan berarti hanya seorang raja atau presiden saja, yakni memimpin diri sendiri juga bisa disebut khalifah. 

Sungguh besar rasa syukur  kita (para bunda) diciptakan oleh Allah SWT menjadi seorang perempuan, sebagai aplikasi rasa syukur kita harus memahami tugas kita sebagai perempuan jika dikaitkan dengan tujuan penciptaan manusia. Kita tahu, sebagai seorang perempuan yang nantinya akan menjadi seorang ibu ada amanah besar dari-Nya yang harus kita jaga yakni seorang anak. Sebagai seorang calon ibu, banyak ilmu yang harus dipersiapkan terutama ilmu parenting, karena mengapa? 

"Al-Ummu madrasatul ula'iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayibal a'raq"
Artinya: Ibu adalah madrasah utama, jika engkau mempersiapkan, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. 

Ibu adalah khalifah rumah tangga dan anak adalah salah satu tanggung jawabnya. "Persiapan" itu tidak lain adalah Ilmu Parenting (pengasuhan). Namun, sebagian besar masalah generasi saat ini adalah terkait pengasuhan yang salah, maka benar kata bunda Elly Risman 

"Nak, pastikan kamu kelak menikah dengan ilmu, ya. Jangan asal jatuh cinta. Lihat negara kita banyak masalah dan sebagian besar  bermula dari pengasuhan yang salah."

Pernyataan tersebut, juga didukung data dari statistik "Parent Productive" menggambarkan bahwa 62% anak muda mempelajari ilmu pra nikah tetapi hanya 21,6% saja yang mempelajari ilmu parenting (pengasuhan). Oleh karena itu, dalam masa single ini saya ingin mempersiapkan ilmu sebanyak-banyaknya terutama terkait tentang ilmu parenting dan menjadi promotor anak muda yang masih single untuk belajar tentang ilmu parenting. Aamiin. 

Hal tersebut, yang menjadi alasan saya mengapa saya memilih bidang ilmu parenting untuk menjadi fokus bidang yang ingin ditekuni. Saya ingin mewujudkan generasi terbaik yang BEST (Behave-Empathy-Smart-Tough) bukan generasi BLAST (Bored-Lonely-Afraid/Angry-Stress-Tired). Selain itu, tahukan bunda doa anak untuk orang tua? 

Arti sesungguhnya adalah "Sayangilah orang tuaku sebagaimana mereka mendidikku sedari kecil", sehingga kualitas mendidik dan mengasuh anak akan menentukan berapa nilai pahala kita dariNya. Jika kualitasnya memiliki nilai 8 maka yang dimintakan anak adalah nilai 8.

Menjadi seorang sarjana saja harus ditempuh dengan beban 141 sks dan sidang akhirnya di depan dosen pembimbing dan penguji. Apalagi menjadi seorang ibu yang memiliki beban mungkin berjuta-juta sks, ujian hariannya bisa setiap hari, dan sidang akhirnya di hadapan Allah SWT. 

Bekali ilmu dengan niat karena Allah SWT dan siap menjadi ibu terbaik untuk generasi peradaban terbaik. 

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
  1. Niat menuntut ilmu karena Allah SWT
  2. Berusaha menyelesaikan dan mengokohkan konsep diri
  3. Melaksanakan adab menuntut ilmu
  4. Mengikuti seminar parenting
  5. Mengikuti sekolah parenting salah satunya di Institute Ibu Profesional
  6. Membaca dan mengoleksi buku terkait parenting
  7. Berdoa semoga Allah SWT menguatkan dan memudahkan saya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah saya dapatkan

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
  1. Berusaha menghilangkan sikap "Aku sudah tahu itu", karena ini merupakan penyakit para pembelajar sehingga ilmunya tidak bisa berkah dan bertumbuh.
  2. Berusaha tidak subjektif tetapi berusaha objektif dalam menerima ilmu dari seorang guru/fasilitator  
  3. Berusaha open minded
  4. Konsisten dan Komitmen
  5. Siap mengamalkan ilmu, contohnya lewat tulisan

-SEKIAN-

- Salam Hangat, Annisa Putri Aryati (Mahasiswi MIIP B7 - Regional Surabaya Raya)

#TugasNHW1 #MatrikulasiIIPB7


Bunsay 6 : Pantulan Warna Zona 6-7-8