Tentang hari kemarin…
Pagi hingga menjelang sore kemarin diberikan kesempatan dari salah satu rumah sakit besar di kotaku untuk mengikuti seleksi tenaga kesehatan baru dan wawancara.
Syukur Alhamdullillah, karena jarang sekali rumah sakit besar di kotaku membuka lowongan pekerjaan terkhusus yang berhubungan dengan profesiku apalagi hingga diberi kesempatan untuk seleksi ujian tulis dan wawancara.
Tahap demi tahap tes bersama tenaga kesehatan lain yang sama" dipanggil, kami lalui. Setelah ujian tulis selesai selanjutnya ada rangkaian wawancara :
1. Wawancara dengan bidang yang kita lamar
2. Wawancara dengan ketua personalia
3. Wawancara dengan direktur
1. Wawancara dengan bidang yang kita lamar
2. Wawancara dengan ketua personalia
3. Wawancara dengan direktur
Saat tahap wawancara ini, aku berkesempatan dipanggil pertama kali, wawancara tahap 1 lancar, selanjutnya wawancara tahap 2. Saat wawancara tahap kedua lancar, namun di akhir sesi, aku mengajukan permintaan “Bolehkah nanti jika saya diberi kesempatan untuk menjadi tenaga kesehatan di rs ini saya menggunakan jilbab yang menutupi dada dan rok panjang.” Sontak, membuat pewawancara kaget dan akhirnya beliau menjelaskan standart pakaian untuk muslim yang berjilbab yakni memakai jilbab diikat rapi dan dimasukkan di dalam baju serta harus memakai celana panjang, akhirnya terjadilah negosiasi panjang, hingga akhirnya saya diberi kesempatan untuk memikirkan kembali selama satu hari sebelum menuju ketahap berikutnya yakni wawancara dengan direktur dan jika bersedia menerima peraturan tersebut keesokkan harinya diharapkan menghubungi no. telp. Personalia RS terkait.
Sungguh, sejak pulang dari rumah sakit hingga keesokan harinya terciptalah kebimbangan hebat antara menerima atau menolak. Memang dalam hati ingin menolak, tetapi ini juga harapan orang tua supaya bisa diterima bekerja di rumah sakit tersebut karena rumah sakit tersebut juga rumah saki terkenal dan amat jarang sekali ada recruitmen tenaga kesehatan profesiku di salah satu rumah sakit besar di kotaku ini.
Akhirnya jalan yang kupilih adalah istikharah dan saran dari salah satu kakak tingkat yang ku percaya, beliau menyarankan setelah istikharah baca istighfar dan menyebut nama Allah SWT Al-Fattah sebanyak-banyaknya dan berdoa supaya diberi petunjuk yang terbaik. Memang, ketika kita sedang diharuskan memilih pilihan yang sangat sulit hanya satu jalan yang paling menenangkan, yakni berdoa dan memohon petunjuk kepadaNya, Dialah Dzat yang Maha Tahu apa yang Terbaik untuk hambaNya. Keesokkan harinya dengan segala keyakinan yang pasti datangnya dari Allah SWT, aku memutuskan tidak meneruskan keikutsertaan seleksi ini dan yakin Allah SWT akan memberi ganti yang lebih baik yang Allah SWT Ridhai. Aamiin.
Kawan, terutama untuk yang sedang berjuang mencari pekerjaan untuk mengamalkan ilmu yang telah diamanahkan kepada kita, tulisan ini hanyalah untuk saling memotivasi dan menguatkan untuk saudari-saudaraku sesama muslim yang mungkin memiliki pengalaman yang sama. Bukankah tugas saudara sesama muslim salah satunya adalah saling menguatkan? Iya, tetaplah kuat kawan memperjuangkan syariat Allah SWT, kita diciptakan semata-mata untuk beribadah kepadaNya dan akan kembali kepadanya, dunia ini adalah tempat ujian, sesulit apapun ujian itu tetaplah kuat berpegang pada syariatNya, jangan sampai dunia menggiurkanmu dan melupakan syariatNya. Sungguh, percayalah dan yakin InsyaAllah Allah SWT akan menggantikan lebih baik dan terbaik buatmu. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menuntun langkah kita agar selalu istiqomah hanya semata-mata mengharap RidhaNya.
Surabaya, 16 Februari 2019, Sakura di Bulan April
#selfreminder#ceritaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar