Senin, 02 April 2018

Kepada Perempuan-Perempuan yang Merasa Berbeda

Suatu hari, kita mungkin pernah mendapati diri merasa berbeda dengan perempuan-perempuan lain di sekitar kita karena tidak ada satu pun lelaki yang bisa dengan mudah kita sebut namanya. Kita hanya mendengar mereka bercerita tanpa menanggapinya dengan cerita yang serupa, sebab memang tak ada siapapun yang hadir di hati kita. Lalu, mengapa bersedih? Bukankah memang tidak perlu ada seorang lawan jenis pun yang mengisi semesta hati kita sebelum hari bahagia itu tiba? Sehebat dan sesempurna itulah Allah menjaga, sebab tak ingin ada hati yang berrongga karena kebahagiaan yang belum waktunya.
Suatu hari, kita mungkin pernah mendapati diri merasa tak sama dengan perempuan-perempuan lain di sekitar kita karena tidak ada satu pun lelaki yang namanya muncul pada frequently contacted di ponsel kita. Kita hanya melihat bagaimana mereka berinteraksi tanpa bisa menebak bagaimana rasanya, sebab memang tidak ada seorang pun diantara teman-teman lawan jenis kita yang sering berbalas pesan setiap harinya dengan kita. Kalaupun ada, urusannya adalah tugas kuliah, pekerjaan, bisnis, atau hal-hal penting lainnya yang hanya saling berbalas seadanya. Lalu, mengapa bersedih? Bukankah interaksi yang terbatas akan memudahkan hati agar tidak mudah terjun bebas? Sehebat dan sesempurna itulah Allah menjaga, sebab tak ingin ada air mata yang jatuh percuma.
Suatu hari, kita mungkin pernah mendapati diri merasa asing diantara perempuan-perempuan lain di sekitar kita karena tidak ada satu pun lelaki yang pernah menghabiskan perjalanan berdua dengan kita. Kita hanya mendengar atau melihat, tanpa bisa berempati sebab tak tahu bagaimana rasanya. Selama ini, perjalanan dihabiskan dengan teman-teman perempuan, orangtua, adik, kakak, atau saudara. Lalu, mengapa bersedih? Bukankah perjalanan-perjalanan yang dilakukan berdua sebelum waktunya lebih dekat pada bahaya? Sehebat dan sesempurna itulah Allah menjaga, sebab tak ingin ada mata yang terus beradu pandang dan raga yang terus beradu sentuh sebelum waktunya.
Jika pun suatu hari nanti akan ada seseorang yang dengan mudah kita sebut namanya, semoga itu adalah dia yang tersebab akadnya maka kita boleh menceritakan kebaikannya. Jika pun suatu hari nanti ada seseorang yang setiap hari berbalas pesan dengan kita, semoga itu adalah dia yang tersebab akadnya maka dengannya kita boleh membicarakan apa saja. Jika pun suatu hari nanti ada seseorang yang banyak menghabiskan perjalanan bersama kita, semoga itu adalah dia yang tersebab akadnya diperbolehkan mengajak kita bersafar kemana saja. Tapi sekarang, semoga kita senantiasa berbahagia dengan penjagaan-Nya yang sedemikian rupa.
Jangan lupa berdoa dan saling mendoakan perempuan-perempuan lainnya, sebab berat, susah, dan berlikunya menjaga diri tak akan pernah bisa kita terka hingga mungkin kita tak selamanya akan mudah menjalaninya.Bagaimana pun, semoga Allah senantiasa menjaga dan memudahkan. Selamat berbahagia diantara deras cinta-Nya. Baarakallahu fiik :”)
_____
Picture: Pinterest
Source: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bunsay 6 : Pantulan Warna Zona 6-7-8